Apa saja jenis-jenis puisi lama beserta contohnya? Kami akan menjawab pertanyaan tersebut dengan membuat artikel ini. Selain itu kami juga akan memberikan pengertian, ciri dan kaidah kebahasaan puisi lama.
Puisi lama memiliki kaidah yang harus dipenuhi. Kaidah tersebut, antara lain: jumlah baris atau kalimat dalam tiap baitnya, jumlah suku kata atau jumlah kata dalam setiap kalimat, rima atau persamaan bunyi, dan irama.
Puisi lama terdiri atas beberapa bentuk, yaitu masnawi, ruba'i, nazam, gazal, kit'ah, syair, seloka, gurindam, pantun, talibun, karmina, bidal, dan mantra.
Pengarang karya sastra lama, termasuk puisi lama, umumnya anonim atau tidak diketahui. Puisi lama terikat beberapa kriteria, seperti (a) jumlah baris setiap bait, (b) rima, dan (c) adanya sampiran dan isi.
Yang tergolong puisi lama antara lain pantun, karmina, syair, mantra, seloka, talibun, dan gurindam.
Pengertian Puisi Lama
Menurut Uned (2010:36) puisi lama adalah puisi Indonesia yang belum terpengaruh puisi barat. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu. Puisi yang lahir sebelum masa penjajahan Belanda.
Sifat masyarakat lama yang statis dan objektif, melahirkan bentuk puisi yang statis pula, yaitu terikat pada aturan tertentu.
Ciri-Ciri Puisi Lama
- Ciri puisi lama adalah terikat oleh jumlah larik dalam setiap baitnya (setiap bait terdiri atas 4 larik),
- rima akhir dalam setiap lariknya bernada a-b-a-b,
- setiap bait terdiri atas sampiran dan isi,
- setiap lariknya terdiri atas 8-12 suku kata,
- bentuknya terikat, baik dalam jumlah baris maupun pola rimanya,
- tersebar secara lisan, dan
- sebagian besar tidak diketahui nama pengarangnya.
Tabel Ciri-Ciri Puisi Lama Berdasarkan Jenisnya
Berikut ini tabel ringkasan ciri-ciri puisi lama melayu.
Jenis | Jumlah Larik | Persajakan | Ciri Khas |
---|---|---|---|
Pantun | 4 larik | ab-ab | Larik 1 dan 2 sampiran; larik 3 dan 4 isi. |
Karmina | 2 larik | aa | Larik 1 sampiran; Larik 2 isi; Memiliki jeda larik yang ditandai oleh koma (,). |
Syair | 4 larik | aa-aa | Tidak ada lampiram, semua isi. |
Gurindam | 2 larik | aa | Kedua larik merupakan sebab-akibat. |
Seloka | Umumnya 4 larik | aa-aa | Persilangan bentuk pantun dan syair; Larik 1 dan 2 sampiran; Larik 3 dan 4 isi; Isinya olok-olok, ejekan, senda gurau, dan sindiran. |
Talibun | Minimal 6 larik | Tidak teratur | Jumlah larik bisa mencapai 20 larik tiap bait dan selalu genap; Ada pengulangan kata di awal larik. |
Mantra | Bebas | Bebas | Mementingkan keindahan bunyi |
Kaidah Kebahasaan Puisi Lama
Puisi lama memiliki kaidah kebahasaan yang khas, yaitu penggunaan majas atau bahasa kiasan. Majas dapat meningkatkan kualitas dan kesejukan baris dan bait dalam puisi lama, serta menarik perhatian pembaca. Ada banyak jenis bahasa kiasan yang dipakai, antara lain:
- Metafora
- Alegori
- Perumpamaan
- Personifikasi
- Sinekdok
- Metonimia
- Perumpaan epos
- Simile
Selain itu, puisi lama juga memilih kata-kata yang memiliki efek estetis atau keindahan. Oleh karena itu, pilihan kata dan susunan kata yang berirama menjadi salah satu unsur penting dalam penciptaan puisi lama.
Jenis-Jenis Puisi Lama dan Contohnya
Berikut ini beberapa jenis-jenis dan contoh puisi lama.
1. Pantun
Pantun merupakan puisi asli Indnesia dan dianggap sebagai puisi tertua. Lahirnya pantun berhubungan erat dengan kebiasaan masyarakat lama yang selalu menyampaikan maksud secara berkias.
Mereka cenderung berteka-teki atau tidak berterus terang dalam mengungkapkan perasaan. Ungkapan terus terang masih dianggap tabu sehingga perlu dihindari. Penggunaan teka-teki itu akhirnya berkembang menjadi bahasa sajak yang dinamakan pantun.
Menurut Ali (2006:288) pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat dikenal luas dalam bahasa-bahasa Nusantara.
Ciri-ciri Pantun
Penulisan pantun selalu memerhatikan beberapa ciri berikut.
- Tiap bait terdiri atas 4 baris kalimat.
- Tiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata.
- Dua baris pertama merupakan sampiran, dua baris berikutnya adalah isi.
- Mempunyai sajak silang a-b-a-b.
- Isi pantun merupakan curahan perasaan pembuatnya.
- Tiap bait berdiri sendiri sebagai pesan utuh, kecuali pada pantun berkait.
Contoh Pantun
Pulau Pinang bandarnya baru
Kapitan Light menjadi raja
Jangan dikenang zaman dahulu
Duduk mengalir air mata
***
Daripada main layang-layang
Lebih baik mandi di kali
Daripada pikiran melayang
Lebih baik tidur bermimpi
***
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam siang riang
Menangis mayat di dalam kubur
teringat banda tidak sembahyang
Baca selengkapnya: Materi Bahasa Indonesia tentang Pantun
2. Seloka
Menurut Ali (2006:405) seloka adalah sajak yang mengandung ajaran, sindiran, dan sebagainya. Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
Seloka disebut juga pantun berbingkai. Ciri-ciri seloka adalah kalimat ke-2 dan ke-4 pada bait pertama diulang kembali pengucapannya menjadi kalimat pertama dan ketiga bait ke-2.
Ciri-ciri Seloka
- Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair
- Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris
Contoh Seloka
-tentang pemadat-
Candu dibungkus kain palas
Makan dia mata bilas
Mandi segan kerja malas
Harta orang hendak digalas
***
-tentang pengantin-
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis bergoncang
***
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati tertimbal jalan
Di mana hati takkan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Baca selengkapnya: Materi Bahasa Indonesia tentang Seloka
3. Syair
Menurut Uned (2010:37) syair adalah puisi lama yang terdiri atas 4 (empat) baris yang berakhir dengan bunyi yang sama (berirama aaaa).
Syair terdiri atas 4 baris dalam satu bait, tidak terdapat sampiran, isinya berupa rangkaian cerita. Jadi, dilihat dari jumlah baris dalam tiap bait, syair hampir sama dengan pantun. Perbedaan pantun dengan syair terletak pada persajakannya, yaitu a-a-a-a.
Contoh Syair
Bulan purnama cahaya terang
Bintang seperti intan di karang
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang
Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang
***
Lalulah berjalan Kan Tambuhan
diirngkah penglipur dengan tadahan
lembah lembut berjalan perlahan-lahan
lakunya manis memberik kasihan
Tunduk menangis segula puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Baca selengkapnya: Materi Bindo tentang Syair
4. Gurindam
Menurut Uned (2010:37) gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasehat.
Gurindam merupakan jenis puisi lama yang berasal dari Tamil, India. Gurindam memiliki ciri sebagai berikut:
- Setiap bait terdiri atas dua baris,
- berirama,
- baris pertama merupakan sebab atau syarat,
- baris kedua merupakan akibat atau jawab, dan
- berisi pengajaran atau nasihat.
Gurindam ada beberapa macam, yaitu:
- gurindam berangkai,
- gurindam berkait, dan
- gurindam dua belas
Contoh Gurindam berangkai
Gurindam berangkai merupakan gurindam yang kata pertama setiap baris pertama sama atau diulang kembali.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang dapat dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang mampu memberi ilmu.
Cahari olehmu akan kawan,
yang berbudi serta setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang terampil serta berbudi.
Contoh Gurindam Berkait
Gurindam berkait merupakan gurindam yang bait pertama memiliki hubungan atau kaitan yang erat dengan bait berikutnya.
Sebelum bekerja pikir dahulu,
agar pekerjaan selamat selalu.
Kalau bekerja terburu-buru,
Tentulah kerja banyak yang keliru.
Contoh Gurindam Dua Belas
Gurindam yang terkenal di Indonesia adalah Gurindam Dua Belas yang digubah Raja Ali Haji. Gurindam ini dinamai Gurindam Dua Belas karena terdiri dari dua belas pasal. Setiap nomor beirkut ini sesuai nomor pasal Gurindam Dua Belas.
1. Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan cegahnya tiada ia menyalah.
2. barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada tertiang.
3. Apabila terpelihara kuping,
kabar yang jahat tiadalah damping.
4. Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
5. Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
6. Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
7. Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
8. Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
9. Jika orang muda kuat berguru,
dengan setan jadi berseteru.
10. Dengan ibu hendaklah hormal,
supaya badan dapat selamat.
11. Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
12. Ingatlah dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Baca selengkapnya: Materi Bindo tentang Gurindam
5. Talibun
Menurut Ali (2006:486) talibun adalah sajak yang lebih dari empat baris, biasanya terdiri dari 6 atau 20 yang bersamaan bunyi akhirnya. Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya
Talibun sebenarnya juga pantun yang jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat buah, tiap-tiap baitnya selalu berjumlah genap atau kelipatan genap.
Ciri-ciri Talibun
- Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya,
- Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
- Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
- Apabila enam baris sajaknya a-b-c-a-b-c.
- Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh Talibun
Dari Medan ke Pulau Haruku
Naik kapal cepat lajunya
Ditimang ombak alangkah nikmat
Cari pasangan jangan terburu
Pilih yang cermat jangan tergesa
Supaya bahagia dunia akhirat.
***
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
6. Mantra
Mantra adalah karya sastra lama yang berisikan pujian-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau yang dianggap keramat. Mantra biasanya diucapkan secara lisan oleh para dukun atau pawang pada acara keagamaan.
Menurut uned (2010:37) mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang mengandung kekuatan gaib dan biasanya diucapkan oleh seorang atau beberapa orang pawang.
Kekuatan mantra dianggap dapat menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak dengan adat keperrcayaan.
Ciri-ciri Mantra
- Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde
- Bersifat lisan, sakti atau magis
- Adanya perulangan
- Metafora merupakan unsur penting
- Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
- Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh Mantra
Assalamu'alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
7. Karmina (Pantun Kilat)
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Ciri-ciri Karmina
- Setiap bait terdiri dari 2 baris
- Baris pertama merupakan sampiran
- Baris kedua merupakan isi
- Bersajak a-a
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh Karmina
Ada debu di atas duri
Karya ilmu tak bisa dicuri
Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
Baca juga: Materi Bahasa Indonesia Puisi Baru
Demikianlah artikel kali ini tentang jenis-jenis puisi lama beserta contohnya, pengertian, ciri-ciri dan kaidah kebahasaan. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
0 comments