Teks drama merupakan materi bahasa Indonesia kelas 11/XI. Adapun beberapa materi pokok yang akan dijelaskan meliputi: pengertian teks drama, struktur, ciri-ciri, jenis-jenis, serta unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya.
Pernahkah kalian menonton drama di televisi? Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan teks drama? Pengertian teks drama drama menurut Hasanuddin adalah kesenian yang melukiskan sikap dan sifat manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku (Hasanuddin, 1996:2).
Hasanuddin mengatakan kata drama berasal dari kata Yunani yaitu draomai yang berarti bertindak, berlaku, berbuat, bereaksi, dan lain sebagainya, jadi drama berarti suatu tindakan atau perbuatan (Hasanuddin, 1996:2).
Senada dengan Harymawan juga mengatakan bahwa kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1998:1). Pengertian drama menurut Harymawan RMA adalah kualitas komunikasi, situasi, aksi, (segala apa yang nampak dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan tegangan pada penonton atau pendengar.
Ada juga yang mengatakan bahwa kata drama berasal dari bahasa Greek, dari kata dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Henry Guntur Tarigan, 1993:69).
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teks drama. Simaklah materi dibawah ini.
Apa itu drama? Menurut Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.
Pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak drama adalah menyaksikan kehidupan yang diekspresikan secara langsung. Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan yang diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri.
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta dkk, 2002:95).
Pendapat Krell dan Friedler (dalam Nurhayati, 2000:9) tentang drama adalah drama melukiskan suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelaku cerita untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam usahanya untuk mencapai tujuan tersebut ia menghadapi hambatan dan rintangan; dipertunjukkan lewat gerak dan dialog.
Menurut Brander Mathews, konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa drama termasuk ragam sastra karena ceritanya bersifat imajinatif dalam bentuk naskah drama, selain itu drama bukanlah sekedar teks yang dimainkan, dilakonkan, dipentaskan karena itu penikmatnya dapat secara langsung menyaksikan, menonton pementasan drama
Kesimpulan pengertian drama dari pendapat di atas bahwa:
Adapun struktur drama terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
Adapun adegan hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh.
Menurut Budianta secara pokok ada 5 (lima) jenis drama, yaitu: tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. Penjelasannya sebagai berikut.
Dalam Asmara (1983:12), jenis-jenis drama dibedakan kedalam tiga kategori yaitu tragedi, sandiwara, dan komedi.
Berdasarkan penyajian lakon, drama dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu:
Berdasarkan sarana pementasannya, jenis drama dibagi menjadi 6 (enam) yaitu:
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, jenis drama dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
Berdasarkan bentuk sastra percakapan, terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
Unsur-unsur drama dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Penjelasannya sebagai berikut.
Berikut ini unsur-unsur intrinsik drama yaitu:
Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan drama (Budiyati, 2009:26). Tokoh dalam seni sastra termasuk drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Proses penokohan dapat juga disebut perwatakan atau karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam cerita.
Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana (Budiyati, 2009:31).
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks darama. Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih tokoh (Budiyati, 2009:32).
Watak adalah perilaku yang diperankan oleh pelaku utama. Watak protagonis adalah watak perilaku baik yang diperankan oleh tokoh. Sedangkan watak antagonis adalah watak perilaku jahat yang diperankan oleh tokoh.
Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009:28). Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan merupakan pola, perkaitan peristiwa yang menggerakan jalannya cerita ke arah pertikaian dan penyelesaiannya.
Tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.
Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang dipaparkannya.
Unsur ekstrinsik drama adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain:
Berikut ini ciri-ciri teks drama yang harus kalian ketahui.
Demikianlah artikel hari ini tentang materi teks drama yang meliputi pengertian, struktur, jenis-jenis drama, unsur intrinsik dan ekstrinsiknya beserta ciri-cirinya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
Referensi: https://zuhriindonesi()blogspot.com/2018/02/struktur-teks-drama.html
http://ardiwasilachandra()blogspot.com/2014/04/pengertian-unsur-ciri-drama.html
repository.ump.ac()id/290/3/DIAN%20LISTIANI%20BAB%20II.pdf
Pernahkah kalian menonton drama di televisi? Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan teks drama? Pengertian teks drama drama menurut Hasanuddin adalah kesenian yang melukiskan sikap dan sifat manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku (Hasanuddin, 1996:2).
Hasanuddin mengatakan kata drama berasal dari kata Yunani yaitu draomai yang berarti bertindak, berlaku, berbuat, bereaksi, dan lain sebagainya, jadi drama berarti suatu tindakan atau perbuatan (Hasanuddin, 1996:2).
Senada dengan Harymawan juga mengatakan bahwa kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1998:1). Pengertian drama menurut Harymawan RMA adalah kualitas komunikasi, situasi, aksi, (segala apa yang nampak dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan tegangan pada penonton atau pendengar.
Ada juga yang mengatakan bahwa kata drama berasal dari bahasa Greek, dari kata dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Henry Guntur Tarigan, 1993:69).
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teks drama. Simaklah materi dibawah ini.
Pengertian Teks Drama Menurut Para Ahli
Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen
Apa itu drama? Menurut Ferdinan Brunetiere dan Baltthazar Verhagen adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.
Moulton
Pengertian drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak drama adalah menyaksikan kehidupan yang diekspresikan secara langsung. Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan yang diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri.
Budianta dkk
Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta dkk, 2002:95).
Krell dan Friedler
Pendapat Krell dan Friedler (dalam Nurhayati, 2000:9) tentang drama adalah drama melukiskan suatu perbuatan yang dilakukan oleh pelaku cerita untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam usahanya untuk mencapai tujuan tersebut ia menghadapi hambatan dan rintangan; dipertunjukkan lewat gerak dan dialog.
Brander Mathews
Menurut Brander Mathews, konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa drama termasuk ragam sastra karena ceritanya bersifat imajinatif dalam bentuk naskah drama, selain itu drama bukanlah sekedar teks yang dimainkan, dilakonkan, dipentaskan karena itu penikmatnya dapat secara langsung menyaksikan, menonton pementasan drama
Kesimpulan pengertian drama dari pendapat di atas bahwa:
Drama merupakan suatu pertunjukan yang membawakan sebuah cerita, media yang digunakan untuk menyampaikan cerita tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang dilakukan oleh para tokohnya.
Struktur Teks Drama
Adapun struktur drama terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
- Prolog: kata pendahuluan sebagai pengantar untuk memberikan gambaran umum tentang pelaku, konflik atau hal yang terjadi dalam drama.
- Dialog: percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan hal yang penting dalam drama. Dalam drama harus ada penjiwaan emosi dan juga dialog disampaikan dengan pengucapan kata serta volume suara yang jelas.
- Epilog: kata penutup yang mengakiri suatu pementasan drama. Epilog berguna untuk merumuskan isi pokok drama.
Adapun adegan hanya melingkup satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh.
- Orientasi: memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita.
- Komplikasi atau bagian tengah cerita: pelaku uama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintang-rintangan tersebut.
- Resolusi atau denouement: titik batas yang memisahkan antara komplikasi dan resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks terjadi perubahan penting mengenai nasib pelaku utama.
Jenis-jenis Teks Drama
Menurut Budianta secara pokok ada 5 (lima) jenis drama, yaitu: tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. Penjelasannya sebagai berikut.
- Tragedi: sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan kedukaan atau dukacita.
- Komedi: sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan sukacita.
- Tragikomedi: sebuah sajian drama yang menggabungkan antara tragedi dan komedi.
- Melodrama: sebuah pementasan yang ketika tanpa ada cakapan apapun, emosi dibangun melalui musik.
- Farce: secara umum dapat dikatan sebagai sebuah sajian drama yang bersifat karikatural atau komedi yang dilebih-lebihkan.
Dalam Asmara (1983:12), jenis-jenis drama dibedakan kedalam tiga kategori yaitu tragedi, sandiwara, dan komedi.
- Tragedi merupakan jenis drama tertua yang muncul dari upacara kehidupan dan kematian bangsa Dyonesis di Yunani yang diarahkan ke dimensi-dimensi kehidupan dan karakter manusia yang serius.
- Sandiwara menurut Haerkotter adalah sebuah bentuk lain dari tragedi.
- Komedi yaitu pelaku utamanya dilibatkan dalam kesalahan-kesalahan sendiri seperti kesombongan, kebanggan atau dalam komplikasi hubungan-hubungan di luar dirinya.
Berdasarkan penyajian lakon, drama dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu:
- Tragedi: drama yang berakhir dengan kesedihan.
- Komedi: drama yang penuh dengan kelucuan.
- Opera: drama yang dialognya diiringi musik.
- Melodrama: hampir mirip dengan opera yaitu drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi atau musik.
- Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya dagelan.
- Tablo: drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
- Sendratari: jenis drama gabungan antara seni drama dan seni tari.
Berdasarkan sarana pementasannya, jenis drama dibagi menjadi 6 (enam) yaitu:
- Drama panggung: jenis drama yang dimainkan oleh pelaku di panggung.
- Drama radio: drama yang hanya bisa didengarkan oleh penikmat, tidak bisa dilihat dan diraba.
- Drama televisi: hampir mirip dengan drama panggung, bedanya drama televisi tidak dapat diraba.
- Drama film: drama yang menggunakan layar lebar biasanya dipertunjukkan bioskop.
- Drama wayang: jenis drama yang diiringi pegelaran wayang.
- Drama boneka: para pelaku darama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, jenis drama dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
- Drama tradisional: jenis drama yang tidak menggunakan naskah.
- Drama modern: jenis drama yang menggunakan naskah.
- Drama puisi: jenis drama yang percakapannya dibuat dalam bentuk puisi atau mengandung banyak unsur dari puisi.
- Drama prosa: jenis drama yang percakapanya dibuat dalam bentuk prosa.
Berdasarkan kuantitas percakapannya, terbagi menjadi 4 (empat) yaitu:
- Drama pantomim: jenis drama yang dipentaskan dengan tidak banyak memakai kata-kata. Drama ini lebih memaksimalkan penggunaan gerakan tubuh dari para tokohnya.
- Drama mini kata: jenis drama yang dipentaskan hanya dengan menggunakan sedikit kata-kata. Drama ini memaksimalkan penggunaan gerakan tubuh dari para tokoh dan bunyi-bunyi dari mulut, tetapi bunyi yang dihasilkan tidak berupa kata-kata.
- Drama monolog: jenis drama yang menampilkan drama dengan hanya satu tokoh utama yang bermonolog atau berbincang sendiri sepanjang pementasan.
- Drama dialog: jenis drama yang mementaskan para tokohnya untuk berdialog dengan menggunakan kata-kata.
Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya, terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
- Drama opera: jenis pementasan drama yang mengutamakan seni suara dan musik.
- Drama sendratari: jenis pementasan drama yang mengutamakan seni tari.
- Drama tablo: jenis pementasan drama yang tidak bnayak tindakan atau dialog.
Berdasarkan bentuk-bentuk lainnya, drama dibagi menjadi 7 (tujuh) yaitu:
- Drama absurd: jenis drama yang secara sadar mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan, dan tematik.
- Drama baca: jenis teks drama yang hanya cocok untuk dibaca dan tidak cocok untuk dipentaskan.
- Drama borjuis: jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan kaum bangsawan.
- Drama domestik: jenis pementasan drama yang memiliki tema tentang kehidupan rakyat biasa.
- Drama liturgis: jenis teks drama yang dipentaskan bersamaan dengan upacara kebaktian gereja.
- Drama satu babak: jenis pementasan drama yang hanya memiliki satu babak dan satu tema dengan jumlah aktor atau aktris yang sedikit, dan memiliki alur yang ringkas.
- Drama rakyat: jenis drama yang muncul dan berkembang dalam festival rakyat. Drama ini biasanya banyak dipentaskan di wilayah pedesaan.
Unsur-unsur Teks Drama
Unsur-unsur drama dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Penjelasannya sebagai berikut.
Unsur-unsur Intrinsik Drama
Berikut ini unsur-unsur intrinsik drama yaitu:
Tokoh dan Perwatakan
Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan drama (Budiyati, 2009:26). Tokoh dalam seni sastra termasuk drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Proses penokohan dapat juga disebut perwatakan atau karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam cerita.
Latar
Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya peristiwa serta aspek suasana (Budiyati, 2009:31).
Bahasa
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks darama. Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih tokoh (Budiyati, 2009:32).
Watak
Watak adalah perilaku yang diperankan oleh pelaku utama. Watak protagonis adalah watak perilaku baik yang diperankan oleh tokoh. Sedangkan watak antagonis adalah watak perilaku jahat yang diperankan oleh tokoh.
Alur
Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009:28). Alur adalah rangkaian peristiwa yang terjalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan merupakan pola, perkaitan peristiwa yang menggerakan jalannya cerita ke arah pertikaian dan penyelesaiannya.
Tema
Tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh, alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.
Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang dipaparkannya.
Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik drama adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain:
- Biografi atau riwayat hidup pengarang.
- Filsafah hidup pengarang.
- Unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama tersebut.
Ciri-ciri Teks Drama
Berikut ini ciri-ciri teks drama yang harus kalian ketahui.
- Seluruh cerita berbentuk dialog, baik narator maupun tokoh.
- Semua dialog pada drama tidak menggunakan tanda petik.
- Naskah drama dilengkapi dengan petunjuk tertentu yang harus dilakukan oleh tokoh pemerannya.
- Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
- Mesti ada konfliks, aksi.
- Drama harus dilakonkan.
- Tempo masa kurang dari 3 jam.
- Tidak ada ulangan dalam satu masa.
Kaidah Kebahasaan Teks Drama
Adapun kaidah kebahasaan dalam teks drama adalah:
- Teks drama berisi dialog.
- Banyak menggunakan tanda petik pada dialog.
- Pada bagian prolog dan epilog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang ketiga, misalnya seperti dia, beliau, ia, -nya, dan lain sebagainya.
- Pada bagian dialog, teks drama banyak menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua, misalnya seperti aku, saya, kami, kita, dan kamu.
- Teks drama banyak memakai konjungsi temporal atau keterangan waktu, misalnya seperti: sebelum, sekarang, setealh itu, mula-mula, kemudian, dan lain sebagainya.
- Teks drama banyak memakai kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa, misalnya sepert: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat, dan lain sebagainya.
- Teks drama banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh, misalnya seperti: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, dan lain sebagainya.
- Teks drama banyak menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana, misalnya seperti ramai, bersih, baik, gagah, kuat, dan lain sebagainya.
Demikianlah artikel hari ini tentang materi teks drama yang meliputi pengertian, struktur, jenis-jenis drama, unsur intrinsik dan ekstrinsiknya beserta ciri-cirinya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih.
Referensi: https://zuhriindonesi()blogspot.com/2018/02/struktur-teks-drama.html
http://ardiwasilachandra()blogspot.com/2014/04/pengertian-unsur-ciri-drama.html
repository.ump.ac()id/290/3/DIAN%20LISTIANI%20BAB%20II.pdf
digilib.unila.ac()id/1458/8/BAB%20II.pdf
eprints.uny.ac()id/9912/3/BAB%202%20-%2005203244024.pdf
0 comments